Pada artikel berikut kami akan membahas 5 kesalahan trading yang paling sering terjadi. Trading memang menjanjikan keuntungan yang bisa dikatakan tidak biasa, namun tidak sedikit pula yang mengalami kerugian ketika mencoba menjalankan bisnis trading online. Trading forex, komoditi, index atau saham bukanlah skema bisnis yang dapat menjadikan trader cepat kaya (quick rich scheme). Menjalankan bisnis online trading pada prinsipnya sama seperti menjalankan bisnis konvensional, dimana untuk mencapai tujuan dibutuhkan perencanaan dan sistem yang baik.
Setiap trader mempunyai ciri dan sifat bawaan pribadi yang berbeda, namun mereka sering membuat kekeliruan dengan pola yang sama. Pada satu sisi memang tergantung pada karakter pribadi trader dalam menerapkan rencana trading yang disiplin, tetapi disisi lain kita akan melihat apa saja kekeliruan yang umumnya dilakukan trader sehingga kita bisa menghindarinya. Dengan tidak melakukan kekeliruan yang umum tersebut kita telah mengambil langkah yang benar dalam trading.
Berikut ini 5 kesalahan yang paling sering dilakukan dalam trading:
1. Kurangnya Pemahaman dan Persiapan
Kesalahan dalam trading bisa jadi disebabkan oleh faktor kurangnya pemahaman dan persiapan. Tidak sedikit trader pemula yang masuk ke pasar tanpa persiapan yang cukup berujung dengan kerugian. Ketika trader memasuki pasar maka akan berhadapan dengan para peserta lain. Keuntungan dalam trading di dapatkan dari loss peserta lainnya. Prinsip kompetisi inilah yang berlaku dalam dunia trading atau sering disebut dengan zero sum game. Prinsip zero sum game adalah sebuah kondisi dalam sebuah kompetisi di pasar, dimana jumlah perolehan dan kehilangan adalah nol. Artinya jika ada pihak yang menang, pihak lain pasti kalah. Pada zero sum game, keuntungan yang didapatkan oleh seorang peserta berasal dari kerugian peserta-peserta yang lain.
When you enter the market arena, you had better be prepared.
2. Melawan Arah Trend Ketika Masuk Pasar
Kesalahan yang sering dilakukan oleh trader adalah menggunakan opini dalam pengambilan keputusan transaksinya. Misalnya, masuk ke pasar dengan asumsi bahwa trend saat ini sudah mencapai puncak ataupun lembah, dan segera akan berbalik arah (reversal). Setelah membuka posisi lengkap dengan level stop loss-nya, ternyata trend berlanjut dan menyentuh stop loss hingga kita mengalami kerugian. Kadang-kadang hal ini terjadi karena kita sangat optimis dengan perasaan kita tentang arah pergerakan harga pasar, dan tanpa kita sadari dalam pikiran bawah sadar kita memang ada sifat alami untuk melakukan perlawanan. Sifat melawan ini kemudian bercampur dengan optimisme sehingga menimbulkan rasa percaya diri yang berlebihan.
Hal ini bisa disebabkan oleh pengalaman kita pada waktu lampau yang cenderung menentang atau melakukan perlawanan hingga menjadi suatu karakter. Dan karakter ini akan berubah menjadi suatu kebiasaan yang cenderung kita lakukan tanpa mempertimbangkan logika secara obyektif. Apakah kita termasuk dalam kategori ini? Coba kita lihat kembali berapa kali kita mengalami loss yang disebabkan karena kita masuk pasar dengan melawan trend, tanpa analisa yang cukup dan hanya berdasar pada perasaan kita. Setiap trend pasti akan berbalik arah dalam sebuah siklus pergerakan harga pasar yang selalu terjadi. Yang paling penting adalah kemampuan kita untuk mengetahui titik atau level dimana akan terjadi pembalikan arah, bukan berdasarkan pada perasaan kita semata.
Do not trust your opinions… but let the action of the market confirm your opinions.
3. Membuka Posisi Sesuai dengan Arah Trend, Namun ‘Terlambat’
Sebagian trader bisa jadi dengan gampang mengambil resiko sementara sebagian yang lain cenderung untuk selalu menghindari resiko. Kedua tipe tersebut berlawanan dengan prinsip trading yang benar. Jika selalu menghindari resiko, trading bukanlah bisnis yang cocok bagi kita. Sekalipun kita sepakat untuk mau rugi tetapi cenderung berusaha mengkonfirmasi 100% arah trend pergerakan harga, maka itupun tidak akan mungkin. Harga di dalam pasar bergerak sangat dinamis, tidak ada yang bisa ditentukan dengan pasti 100%. Saat kita masuk pasar dengan membuka posisi buy atau sell tentu akan selalu akan ada resikonya.
Arah suatu trend pergerakan harga tentu tidak bisa diprediksi ataupun ditentukan dengan pasti. Jadi sebenarnya tidak ada yang terlambat atau tidak terlambat suatu posisi dalam hubungannya dengan trend harga pasar. Hal itu hanyalah perasaan kita karena pandangan kita yang keliru tentang pasar, dan sifat alami kita untuk mencoba mengontrol pasar. Yang paling penting kita lakukan adalah menerapkan manajemen resiko dengan optimal. Selain itu kemampuan analisa sangat diperlukan untuk mengantisipasi trend arah pergerakan harga pasar agar kita tidak ‘terlambat’ masuk pasar.
Time is the most important element in trading.
4. Melakukan Teknik Averaging Pada Posisi Loss
Cara averaging ketika posisi kita sedang minus atau loss (tapi masih open) sangat berbahaya dan cenderung bersifat gambling. Ini biasanya terjadi ketika kita sedang panik karena merasa telah salah membuka suatu posisi hingga timbul rasa kesal. Kita tidak bisa menerima kenyataan bahwa kita memang salah, loss, dan akan kehilangan sejumlah dana. Kita membuka posisi buy, tetapi kemudian arah pergerakan harga berbalik dan kita sedang dalam posisi minus atau loss. Karena panik atau kesal, kita buka lagi posisi buy dengan ukuran lot yang sama atau mungkin lebih besar, dengan harapan jika kemudian harga berbalik, kita akan bisa menutup kerugian posisi yang sebelumnya atau bahkan bisa malah profit.
Jika setelah itu kita buka posisi buy lagi sementara pergerakan harga terus turun, maka bisa jadi kita akan loss banyak atau bahkan mengalami margin call. Mungkin pada kondisi tertentu kita bisa profit, misalnya saat terjadi pembalikan arah trend, tetapi ini jelas bukan cara trading yang benar. Antara ego yang tidak mau kalah dan ketakutan mengalami loss bercampur hingga menimbulkan panik. Untuk menghindari hal ini kita mesti bisa melihat pasar dengan obyektif, serta bisa mengendalikan emosi kita dengan maksimal.
Ketika Anda masih trader pemula, atau saat ini masih merasa sebagai trader pemula, mungkin pernah mengalami kecanduan trading atau ingin selalu masuk pasar, baik setelah mengalami profit (perasaan euforia trading) ataupun setelah menderita loss (rasa ingin balas dendam). Kecanduan trading akibat emosi trader yang berlebihan adalah kekeliruan umum yang sering dilakukan para trader xx, disamping level stop loss dan take profit yang tidak obyektif.
Do not average losses. Do not average down. Price decline much faster than they climb. No speculator can stand the pressure of averaging losses.
5. Kecanduan Trading (Over Trading) dan Emosional
Banyak trader yang secara alami cenderung untuk kecanduan trading, atau lebih tepatnya tidak sanggup melepaskan diri meski sejenak dari pasar. Seperti sebagian orang yang tidak bisa lepas dari nonton TV atau main game online, trading sering kali dianggap sebagai kebiasaan yang bisa memberi kepuasan emosi. Ini adalah kesalahan yang serius.
Platform trading bukanlah game online yang sifatnya menghibur, namun sebuah sarana bisnis. Trader pemula biasanya cenderung kecanduan trading akibat emosi yang berlebihan tanpa mempedulikan kondisi pergerakan harga pasar. Karena tidak bisa melepaskan diri dari pasar, mereka tidak bisa berhenti dan selalu ingin masuk pasar. Mereka lakukan itu hanya karena ingin melakukannya tanpa didasari analisa dan alasan yang kuat. Cara trading seperti itu tidak efektif dan mahal. Jika kita trading lebih jarang maka resiko kita akan lebih kecil, dan seharusnya kita masuk pasar jika kondisinya memang telah sesuai dengan strategi trading yang kita sepakati.
Dengan tidak sering-sering membuka posisi, potensi risk/reward ratio kita akan meningkat dan trading kita akan lebih berkualitas. Kualitas trading yang meningkat berarti probabilitas profit yang lebih tinggi. Berbeda dengan profesi yang lain dimana semakin banyak waktu kita kerja akan semakin menghasilkan uang, tetapi profesi trader tidaklah demikian, kita malah harus menghindari over-trading atau frekuensi trading yang berlebihan. Over-trading akibat kecanduan bisa diatasi dengan tidak melibatkan emosi kita ketika trading. Jika kita sedang merasa stress karena suatu hal diluar trading, maka sebaiknya beristirahat untuk menghindari efek negatif dari tekanan emosi tersebut. Trading sangat rentan oleh pengaruh emosi, oleh karena itu kita harus senantiasa menjaga kestabilan emosi sewaktu trading agar tidak bias dalam mengambil keputusan.
Money can not be made consistently trading every day or every week during the year.
1 Comment
Perlu dipahami tentunya kesalahan-kesalahan yang sering terjadi ini, tujuannya supaya kita bisa menghindari kesalahan-kesalahan tersebut pada saat menjalankan kegiatan trading kita. Soalnya dari sana juga lah saya bisa menjalankan kegiatan trading saya dengan sebaik seperti sekarang ini di Gainscopefx.com karena bisa menghindari secara maksimal kesalahan-kesalahan tersebut.