Pengelompokan atau segmentasi Mata Uang global membantu kita untuk memahami keterkaitan antar mata uang dan faktor apa saja yang mempengaruhi pergerakannya.
Dengan memahami pengelompokkan ini kita dapat menghindari “noise” di market. Yang dimaksud dengan noise ini adalah “market participant” (bisa dari institusi atau perorangan).
Noise ini bisa berasal dari para analis keuangan, lembaga keuangan atau bahkan broker anda sendiri atau dengan kata lain orang-orang dengan konflik kepentingan (conflict of interest). Maksudnya bagaimana?
Contoh Noise di Market:
Analis saham dari sekuritas A merekomendasikan untuk membeli saham sektor tambang dengan alasan A, B, C, D.
Kemudian, investor yang mendengar kabar tersebut bereaksi membeli saham sektor tambang. Padahal client-client dari perusahaan sekuritas A lah yang ingin melepas saham sektor tambang yang masih dipegangnya dengan harga tinggi.
Contoh lainnya, di tahun 90an terkenal dengan “Silver Manipulation” yang ternyata dibalik itu terungkap nama Warren Buffet dan PhiBro. “Market Manipulation: The Greatest Scam of All Time”.
Noise ini ada di semua pasar, tidak terkecuali di pasar forex spot dan komoditi. Untuk memfilter noise di market ini, Panduan Trading selalu merekomendasikan menggunakan Trading Tools dalam bertransaksi untuk menghindari subyektifitas dan berita-berita yang belum tentu benar.
Panduan kali ini ingin membahas tentang bagaimana Investment Bank mengelompokkan mata uang (currency) dari dan bagaimana mereka menangkap peluang di forex market. Ini adalah fundamental yang harus dipahami trader di forex market untuk memfilter noise di market.
Definisi dari Investment Bank…
G10 Currencies
US Dollar | USD | |
Euro | EUR | |
Japanese Yen | JPY | |
British Pound | GBP | |
Swiss Franc | CHF | |
Australian Dollar | AUD | C |
New Zealand Dollar | NZD | C |
Canadian Dollar | CAD | C |
Swedish Krona | SEK | |
Norwegian Krone | NOK | C |
Emerging Currencies (EMEA)
Czech Koruna | CZK | |
Egyptian Pound | EGP | C |
Hungarian Forint | HUF | |
Iceland Koruna | ISK | C |
Israeli Shekel | ILS | |
Polish Zloty | PLN | |
Romanian Leu | RON | |
Russian Rouble | RUB | C |
South African Rand | ZAR | C |
Turkish Lira | TRY | C |
Ukrainian Hryvnia | UAH | C |
Emerging Currencies (EMEA / GCC)
Kuwaiti Dinar | KWD | CP |
Saudi Arabian Riyal | SAR | CP |
UAE Dirham | AED | CP |
Bahrainian Dinar | CP | |
Omani Riyal | CP | |
Qatar Riyal | CP |
*EMEA (Europe, Middle East & Africa). *GCC (Gulf Council Cooperation)
Emerging Currencies (Asia)
Chinese Yuan | CNH | CP |
Hongkong Dollar | HKD | P |
Indian Rupee | INR | C |
Indonesian Rupiah | IDR | C |
Kazakhstan Tenge | KZT | C |
Korean Won | KRW | |
Malaysian Ringgit | MYR | C |
Phillipine Peso | PHP | |
Singapore Dollar | SGD | P |
New Taiwan Dollar | TWD | |
Thai Baht | BHT | |
Vietnamese Dong | VND |
Emerging Currencies (LATAM)
Argentine Peso | ARS | C |
Brazilian Real | BRL | C |
Chilean Peso | CLP | C |
Colombian Peso | COP | C |
Mexican Peso | MXN | C |
Peruvian New Sol | PEN | C |
*LATAM (Latin America)
Keterangan:
- C : Commodity Float
- P : Pegged
- CP : Commodity Pegged
Bagi seorang trader volatilitas adalah penting untuk dipahami. Sebuah event baik political event atau macro economic event akan menciptakan volatilitas, dimana volatilitas akan meningkatkan peluang trading (trading opportunity).
Untuk itu penting dipahami pengelompokan (segmentasi) mata uang karena kondisi ekonomi satu negara dengan negara lainnya memiliki keterkaitan.
Selain mengkategorikan / segmentasi mata uang berdasarkan lokasi (geographical), segmentasi lainnya dibagi berdasarkan potensi peluang trading.
Currency “Regime” (Floating / Pegged) dan pengaruhnya terhadap faktor “Exogenous” mitra dagang suatu negara lebih penting dari pada sekedar faktor lokasi (geographical).
Salah satu aspek penting dalam trading Forex adalah anda harus memahami kejadian atau peristiwa apa yang akan menyebabkan terjadinya peningkatan volatilitas dan bagaimana kita dapat meraih peluang tersebut.
Semakin tinggi volatilitas, semakin tinggi keuntungan yang dapat diraih.
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan naiknya volatilitas biasa disebabkan oleh Macro Economic Event dan Political Event atau bahkan (National Security) kondisi keamanan suatu negara.
Beberapa contoh Peristiwa yang Memiliki Dampak Besar Terhadap Forex Market:
- Peristiwa referendum Britania Raya keluar dari kawasan Uni Eropa (Brexit),
- Bank Sentral Swiss (SNB) memutuskan untuk melepas Peg mata uang Swiss Franc (CHF) terhadap Euro,
- Bank Sentral Inggris (BOE) memutuskan untuk keluar dari European Exchange Rate Mechanism (ERM),
- Pemilu Pesiden AS terpilihnya Donald Trump,
- Bencana alam Fukusima Jepang,
- 97-98 Asian Financial Crisis dsb.
Empat Kategori Utama dari Segmentasi:
- Ex Commodity Floating
- Ex Commodity Pegged
- Commodity Floating
- Commodity Pegged
1. FOREX Market (Ex Commodity) Floating
Developed Float | CODE |
US Dollar | USD |
Euro | EUR |
Japanese Yen | JPY |
British Pound | GBP |
Swiss Franc | CHF |
Swedish Krona | SEK |
EMEA Float | CODE |
Czech Koruna | CZK |
Hungarian Forint | HUF |
Israeli Shekel | ILS |
Polish Zloty | PLN |
Romanian Leu | RON |
Ukrainian Hryvnia | UAH |
Asia Pacific Float | CODE |
Korean Won | KRW |
Phillipine Peso | PHP |
New Taiwan Dollar | TWD |
Thai Baht | BHT |
Vietnamese Dong | VND |
LATAM Float | CODE |
– | – |
2. FOREX Markets (Ex-Commodity) Pegged
Developed (ExCom) | CODE |
Danish Krone* | EUR/DKK |
Asia (ExCom) | CODE |
Hongkong Dollar | USD/HKD |
Singapore Dollar | SGD/? |
3. FOREX Markets (Commodity Floating)
Developed Commodity Float | CODE |
Australian Dollar | AUD |
New Zealand Dollar | NZD |
Canadian Dollar | CAD |
Norwegian Kroner | NOK |
EMEA Commodity Float | CODE |
Egyptian Pound | EGP |
Icelandic Krona | ISK |
Russian Rouble | RUB |
South African Rand | ZAR |
Turkish Lira | TRY |
Asia Commodity Float | CODE |
Indian Rupee | INR |
Indonesian Rupiah | IDR |
Kazakhstan Tenge | KZT |
Malaysian Ringgit | MYR |
LATAM Commodity Float | CODE |
Argentine Peso | ARS |
Brazilian Real | BRL |
Chilean Peso | CLP |
Colombian Peso | COP |
Mexican Peso | MXN |
Peruvian Peso | PEN |
4. FOREX Markets (Commodity) Pegged
EMEA Commodity PEG | CODE |
Kuwaiti Dinar | KWD/? |
Saudi Arabian Real | USD/SAR |
UAE Dirham | USD/AED |
Bahrainian Dinar | BHD/USD |
Omani Rial | OMR/USD |
Qatar Riyal | USD/QAR |
Asia Commodity Pegged | CODE |
Chinese Yuan | CNH/? |
Penjelasan…
Dari tabel diatas, apabila dijumlahkan kita memiliki 46 mata uang. 36 mata uang menggunakan Floating Currency Regime dan 10 mata uang menggunakan Pegged / Fixed Regime.
Dari 46 mata uang, tinggal 36 mata uang saja yang memiliki potensi untuk ditransaksikan di Forex spot market karena 10 mata uang tersebut masuk ke dalam kategori Pegged / Fixed Regime, sehingga pergerakannya dibatasi (diintervensi di level tertentu) oleh Bank Sentral negara bersangkutan.
Kemudian dari daftar diatas, 17 mata uang menggunakan Floating Regime. Yang termasuk dalam kategori ini adalah “Ex-Commodity Floating” / Non Commodity Currencies yang berarti mata uang negara tersebut tidak terpengaruh signifikan terhadap perubahan harga komoditi.
19 mata uang lainnya termasuk ke dalam “Commodity Currencies” yang berarti mata uang negara tersebut memiliki dampak signifikan terhadap perubahan harga komoditi.
Dari 19 mata uang tersebut, 4 mata uang masuk ke dalam G10 Currencies / Develop Economies dan memiliki dampak signifikan terhadap perubahan harga komoditi.
Contohnya dapat dilihat pada grafik berikut:
Korelasi Australian Dollar AUDUSD (Develop Commodity Float) terhadap Index Komoditi:
Dengan penurunan harga komoditi global, mata uang yang memiliki dampak signifikan terhadap perubahan harga komoditi juga akan mengalami pelemahan.
Harga komoditas berada di puncaknya pada tahun 2011, dan hingga sekarang masih dalam trend menurun (downtrend).
Contoh Lainnya:
Korelasi Palm Oil (minyak sawit) dengan Mata Uang Malaysian Ringgit (Asia Commodity Float). Sebagai negara penghasil Palm Oil terbesar di dunia pertumbuhan ekonomi Malaysia bergantung terhadap hasil ekspor Palm Oil.
Dengan pelemahan harga komoditi Palm Oil tentunya ini berdampak signifikan terhadap mata uang Ringgit Malaysia.
Selanjutnya…
Seluruh mata uang yang masuk dalam kategori LATAM (Latin America) menggunakan Floating Regime, namun memiliki dampak signifikan terhadap perubahan harga komoditi. (Commodity Float).
Mata uang negara yang masuk ke dalam kategori EMEA (Europe, Middle East & Africa) yang menggunakan Pegged / Fixed Regime adalah negara-negara GCC (Gulf Cooperation Country).
Denmark adalah satu-satunya negara yang masuk ke dalam Develop Economy dengan Pegged / Fixed Regime. Danish Krone (DKK) dipatok pergerakannya (pegged) terhadap Euro.
Hongkong Dollar (HKD) dan Singapore Dollar (SGD) adalah mata uang Asia yang tidak memiliki dampak signifikan terhadap perubahan harga komoditi namun pergerakannya dipatok (pegged) terhadap mata uang negara tertentu (menggunakan Pegged / Fix Regime).
Chinese Yuan (CNH) adalah satu-satunya mata uang diluar GCC (Gulf Cooperation Council) yang memiliki dampak signifikan terhadap perubahan harga komoditi dan juga dipatok pergerakannya (pegged) terhadap US Dollar.
Singapore Dollar (SGD) dan Kuwaiti Dinar (KWD) adalah mata uang yang menggunakan Pegged / Fixed Regime namun tidak mempublikasikan secara terbuka mata uang negara tersebut dipatok pergerakannya terhadap mata uang apa.
Sumber: Anton Kreil of Instutrade (ex Goldman Sach Trader)
Demikian panduan singkat mengenai definisi dan kategorisasi (segmentasi) Mata Uang menurut Investment Bank. Definisi dan kategorisasi lembaga keuangan lain mungkin akan terdapat sedikit perbedaan. Dengan memahami kategorisasi ini semoga dapat memberikan tambahan wawasan (fundamental) tentang forex market.