Dalam dunia investasi, terdapat beragam model strategi untuk meraih keuntungan, demikian juga dengan pilihan instrumen atau produknya. Potensi keuntungan yang ditawarkan juga bervariasi, ada yang berimbal hasil tinggi dan ada pula yang menjanjikan keuntungan tidak terlalu besar. Aset keuangan yang punya potensi return besar di sisi lain dapat membuat nilai modal turun dalam waktu singkat sebelum akhirnya naik lagi. Sebaliknya nilai produk keuangan yang berimbal hasil rendah juga bisa tergerus akibat inflasi, dan dalam kasus terburuk nilai modalnya juga bisa hangus.
Seperti balap mobil, seorang pembalap akan memacu mobilnya lebih kencang yang memunculkan risiko lebih tinggi tapi akan lebih cepat sampai di garis finish dan menjadi pemenang. Pembalap yang memacu mobilnya lebih lambat, mungkin akan menghadapi risiko lebih kecil tapi bukan berarti tidak menghadapi risiko. Bisa terjadi benturan ataupun keterlambatan menyentuh garis finish. Dan peluang pembalap tersebut memenangkan pertandingan menjadi lebih kecil.
Risiko berbanding lurus dengan potensi imbal hasil. Semakin tinggi risiko yang dapat ditoleransi, maka semakin besar potensi keuntungan yang bisa dicapai. Instrumen yang dikategorikan ‘High Risk’ tapi ‘High Return’ adalah futures, komoditas, saham dan barang koleksi.
Mengapa trading di instrumen futures memiliki risiko tinggi? Alasannya sederhana, karena trading di futures menggunakan marjin dan leverage. Modal yang digunakan tidak perlu 100% dari instrumen yang ditransaksikan, bisa mulai dari 5% sampai 10% saja. Karakteristik kontrak seperti ini memungkinkan adanya keuntungan dan risiko yang berkali-kali lipat lebih tinggi. Produk yang termasuk instrumen risiko tinggi antara lain pasangan mata uang seperti EUR/USD, GBP/USD, USD/ JPY, komoditas seperti emas dan minyak mentah serta indeks saham seperti indeks saham AS, Eropa dan Asia. Tapi risiko yang tinggi akan memunculkan potensi keuntungan yang tinggi pula.
Minimalkan Risiko
Dengan mempertimbangkan faktor risiko tersebut, maka diperlukan suatu seni untuk menyiasatinya.
Salah satu cara efektif untuk membatasi risiko adalah dengan menggunakan stop loss.
Stop loss akan membatasi kerugian yang tidak terduga saat trading produk futures. Ada investor yang enggan memakai stop loss karena dianggap sebagai penyebab kerugian. Padahal fasilitas ini disediakan untuk melindungi diri dari kehilangan uang yang lebih besar. Mereka yang tidak menggunakan stop loss sering kali menyesal belakangan karena modalnya tergerus oleh pergerakan harga yang sulit di duga.
Dalam transaksi, penempatan stop loss adalah suatu keharusan. Penempatan stop loss dengan memperhatikan volatilitas rata-rata pergerakan harga instrumen.
Salah satu cara untuk survive dan sukses bertransaksi di pasar berjangka adalah dengan memiliki trading plan yang baik. Unsur yang wajib ada di dalam trading plan antara lain jumlah modal yang ingin ditempatkan, tingkat risiko yang bisa ditoleransi, imbal hasil yang diinginkan dan strategi yang mau digunakan. Sisanya, kita bisa menambahkan catatan lain yang dianggap perlu.
Investasi berisiko tinggi dapat memberikan potensi keuntungan yang besar pula jika kita menguasai seni dalam mengelolanya. Jangan pernah mengambil kesimpulan bahwa investasi risiko tinggi selalu buruk, terutama jika belum memahami karakteristik setiap produk dan cara kerjanya.